Dengungan suara kereta melintasi
sebuah perkampungan, di pinggir pagar kuning bersebelahan dengan rimbunya
pepohonan mirip hutan. Beberapa anak asik bermain dengan sepeda kecil beroda anting dua di bagian ban
belakang, sedangkan lainya mondar-mandir dengan koran dan dagangan asongan
mereka. Matahari mulai condong ke arah barat dengan sebagian tertutup awan
putih yang menjadikan bagian bawah awan itu tampak hitam. Di dekat pagar kuning
itu ada sebuah gerbang yang hanya bisa di lewati oleh sepeda motor. di sebuah pos satpam duduk seorang pemuda
berpawakan ceking dengan kulit agak gelap, rambut gondrong menghiasi sebagian
kepalanya. Ia menemani satpam yang saat itu sedang bertugas menjaga pintu
masuk. Sambil ngobrol dengan satpam dia menyruput es teh yang tadinya ia beli
di dekat pos tersebut.
Beberapa saat kemudian pemuda
Gondrong itu berpamitan kepada satpam
dan berjalan menuju sebuah gedung besar yang mirip stadion, tetapi ketika
sampai di dekat parkiran gedung tersebut pemandangan lain menarik perhatian
pemuda gondrong itu. Di sana seorang pemuda lusuh sedang di marahi oleh gadis
muda cantik, dimana perempuan itu terlihat menunjuk-nunjuk mobil tersebut.
Segeralah si pemuda Gondrong itu menuju tempat parkiran dimana pertengkaran itu
terjadi. Karena sepi tak ada orang suaranya terdengar jelas.
“Lo tahu bahwa mobil ini harganya sangat mahal, dan dengan
tampang lo yang lusuh itu, gue yakin lo ga bakalan bisa bayar nih lecet mobil”
gadis itu marah-marah sambil menunjuk-nunjuk.
“ma,afkan saya mbak, saya benar-benar tidak tahu.” pandangan
mata pemuda lusuh itu kosong menghadap arah sebuah danau, dan hal itu malah
membuat gadis itu semakin marah, karena seolah-olah dia tak di perhatikan
karena laki-laki itu tak menatapnya sama sepemudakali.
“gue nggak mau tahu, yang penting gue ingin lo bertanggung
jawab.”
Tak berapa lama kemudian pemuda Gondrong itu langsung ikut
nimbrung.
“maaf, ini sebenarnya ada apa, kok ribut-ribut seperti ini.”
Dengan nada agak keras pemuda Gondrong itu berusaha meleraikan.
Dengan emosi berapi-api perempuan itu mencoba menjelaskan.
“dia yang sekarang berdiri di belakang lo itu tadi nyebrang
jalan ga liat-liat, nah pas gue mau keluar ada dia langsung saya banting setir,
nah jadinya seperti ini, kalau bokap tahu gue bisa di marahi. gue meminta dia
untuk bertanggung jawab.”
Tak berapa lama kemudian perempuan itu di pegang tangannya oleh si Gondrong, ditarik ke
tempat duduk parkiran, kemudian gadis itu tampak kebingungan.
“hei apa yang kamu lakukan, dia nanti kabur!” perempuan itu
berteriak dengan nada marah.
“mbak bicara di sini dulu, nanti perbaikan mobil mbak saya
yang tanggung, ini KTM saya bawa dulu” gadis itu diam sejenak, dan pemuda Gondrong
itu kembali menuju pemuda yang masih memandang kosong dan berbicara sebentar,
akhirnya pemuda itu meninggalkan tempat parkir. Sedangkan pemuda Gondrong itu
kembali ke tempat duduk gadis yang sempat ribut.
“Hai, kemana dia tadi, dia harus bertanggungjawab!” karena
ia melihat pemuda lusuh yang tadi bermasalah pergi.
“sudah, tenanglah mbak.” Pemuda Gondrong itu berusaha
menenangkan.
“bagaimana saya bisa tenang, kau malah melepaskan,
jangan-jangan kau bersetongkol ya!” bentak gadis cantik itu.
“Saya sudah bilang bahwa saya yang akan ganti!” suara tegas
keluar dari pemuda Gondrong itu.
Di
Sekitar bengkel yang cukup mewah, terjadi pembicaraan antara pemuda Gondrong
dan gadis itu.
“Dari tadi murung terus Non, cepet tua nanti” dengan nada
bercanda pemuda ceking mulai membuka pembicaraan.
“harusnya tadi dia yang mengganti bukan kamu, dia harus
bertanggung jawab!” dengan nada agak ketus.
Sambil menyeruput kopi susu kaleng yang dibeli pemuda Gondrong
itu mulai menjelaskan.
“sebelumnya saya juga turut meminta maaf mbak atas kejadian tadi.”
“Lho kamu kok malah yang minta maaf.” Dengan nada agak heran
gadis itu menjawab.
“orang yang mbak marahi tadi, dia itu adalah dosen saya,
Beliau S2 dan S3 nya di luar negri, dia memang masih muda, namun nasib buruk
telah menimpanya, ketika dia pulang, dia mengalami kecelakaan, karena
menghindari seorang anak Anak Perempuan SMA yang saat itu sedang pawai,
merayakan kelulusan di dekat daerah Rangunan setahun yang lalu. Hal itulah yang
membuat ia menjadi Buta”
Tiba-tiba gadis itu shock dan langsung lemas mendengar
cerita Pemuda Gondrong itu, dia baru
menyadarinya bahwa Perempuan SMA yang sedang pawai setahun lalu di dekat pasar
minggu adalah dia, dan dia juga tahu kecelakaan di sana lebih tepatnya setahun
yang lalu hanya satu kejadian yaitu ketika menghindari ia ketika berpawai.
Oleh : Sofan Fitri, 17/11/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar